Sejarah Data Komposisi Pangan Indonesia


  • Sejarah Data Komposisi Pangan Indonesia

    Di Indonesia, analisis komposisi zat gizi telah dilakukan sejak tahun 1930-an oleh Institut voor Volksvooding. Analisi ini selanjutnya dikerjakan oleh Lembaga Makanan Rakyat (LMR) setelah pemerintah Nederland Indie menyerahkan kepada Pemerintah Indonesia pada tahun 1950. Hasil terbitan LMR pada saat itu dalam bentuk stensilan dan banyak digunakan oleh mahasiswa Sekolah Ahli Diit dan siswa Sekolah Juru Penerangan Makanan Rakyat (Hermana, 2007). Selanjutnya reorganisasi di Kementerian Kesehatan (d/h Departemen Kesehatan) LMR diganti menjadi Direktorat Gizi. Berkat kerjasama yang baik antara Direktorat Gizi dengan Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia, diadakan tinjauan dari hasil cetakan stensilan tersebut. Hasil kerja tersebut diterbitkanlah untuk pertama kali buku Daftar Komposisi Bahan Makanan pada tahun 1967 dengan penerbit Bhratara dan Ketua Persagi saat itu adalah bapak Ig. Tarwotjo, M.Sc. Pada tahun 1975 analisis komposisi zat gizi dilanjutkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi yang merupakan institusi dibawah Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan. Pada tahun 1990 dilakukan kompilasi hasil-hasil penelitian terdahulu dan dari terbitan dalam bentuk cetak oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, namun terbitan tahun 1967 tidak dapat dimasukkan dalam kompilasi karena merupakan hak terbit (copy right) dari penerbit Bhratara. Pada tahun 1976 Akademi Gizi – Departemen Kesehatan yang dipimpin oleh Ig. Tarwotjo, M.Sc. menerbitkan Daftar Komposisi Asam Amino Bahan Makanan untuk dapat diguanakn sebagai acuan dalam menilai mutu protein pangan terutama dalam keperluan perkuliahan mahasiswa gizi dan kesehatan yang terkait. Komposisi Asam Amino ini dipetik dari buku teks Amino Acid Content of Foods yang ditulis oleh M.L.Orr dan B.K.Watt dan diterbitkan di dalam Home Economics Research Report No. 4 USDA 1975.

    Pada tahun 1994 – 1997 pemerintah Republik Indonesia melakukan analisis zat gizi pangan yang diambil dari 12 provinsi yang dipilih berdasarkan kedudukannya dalam pola konsumsi pangan dan belum pernah dianalisis sebelumnya. Kegiatan analisis ini merupakan kegiatan penelitian Riset Unggulan Terpadu dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan. Diantara periode waktu ini yakni pada tahun 1995 diterbitkan kembali Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia dengan tambahan beberapa data. Hasil analisis pada periode waktu tersebut diterbitkan Komposisi Zat Gizi Makanan Indonesia pada tahun 2001 namun belum mencakup komposisi asam amino, asam lemak dan kolesterol. Pada tahun 2009 Persatuan Ahli Gizi Indonesia mengkompilasi komposisi zat gizi dari 10 bahan cetak sebelumnya. Terbitan tersebut dan saat ini merupakan DKPI yang lebih lengkap dari sebelumnya ditinjau dari jumlah pangan, jenis zat gizi, namun belum mencakup komposisi asam amino, asam lemak dan bagian yang dapat dimakan (BDD).

    Pada saat ini hasil publikasi DKP yang ada, bisa diperoleh di toko buku dan/atau perpustakaan ada berbagai jenis dengan nama-nama yang berbeda, isi dan kelengkapan susunan zat gizi berbeda dan kemungkinan nilai zat gizi berbeda, diantaranya:

    1. Daftar Komposisi Bahan Makanan, penerbit Bhratara Karya Aksara dan mulai diterbitkan pada tahun 1960-an
    2. Daftar Analisis Bahan Makanan, disusun oleh Oey Kam Nio, 1992
    3. Daftar Komposisi Asam Amino dari berbagai makanan Indonesia yang disusun oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, 1979
    4. Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, 1990
    5. Komposisi zat Gizi Makanan Indonesia, diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, 1995
    6. Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI), yang disusun oleh Mien K. Mahmud, dkk. 2009 bekerjasama dengan Organisasi Profesi, Persatuan Ahli Gizi Indonesia.
    Keragaman yang terdapat pada terbitan tersebut digunakan secara beragam pula sesuai selera institusi atau individu pengguna sehingga berdampak pada implikasi hasil yang berbeda.